Tadabbur Ramadhan 1445 H |
Pada tahun 1445 Hijriah. Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena kita mendapatkan kesempatan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan. Artinya, doa kita telah dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, "Ya Allah, berikan kesempatan untuk mendapatkan rahmat-Mu," dan bulan Sya'ban kemarin, kita juga berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan penuh harap. "Ya Allah, berikan kami kesempatan untuk sampai pada bulan Ramadhan." Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena kita telah mendapatkan nikmat ini. Dan tahun ini, semoga kita mendapatkan kesempatan untuk beribadah sepanjang Ramadhan hingga akhir Ramadan nanti dengan kualitas yang sesungguhnya, dan mendapatkan gelar orang yang mustaqin. Amin ya Rabbal 'alamin.
Kita harus berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan. Kenapa demikian? Karena bulan Ramadhan ini merupakan bulan yang penuh dengan berkat dan kemuliaan. Sepakat mengatakan demikian bahwa Ramadhan merupakan bulan yang agung, bulan yang mulia. Di dalamnya, kita mendapatkan rahmat, pengampunan, dan juga kebebasan dari api neraka. Dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan. Di dalamnya ada ajaran untuk berpuasa. Ketika bulan Ramadhan tiba, maka Allah akan membuka pintu surga sebesar-besarnya. Allah akan menutup pintu neraka dan membelenggu setan-setan. Di dalamnya, ada satu malam yang kemuliaannya setara dengan 1000 bulan." Subhanallah, ini adalah kabar gembira dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam tentang datangnya bulan Ramadhan, bulan yang harus kita sambut dengan gembira.
Sebagaimana ketika kita bersukacita karena akan adanya tamu yang kita sayangi datang ke rumah, kita pasti akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Begitu pula dengan bulan Ramadan, kita harus mempersiapkannya dengan sebaik mungkin, baik lahir maupun batin. Kita harus meningkatkan kualitas ibadah kita, tidak hanya secara kuantitas tapi juga kualitas. Ibadah puasa adalah ibadah yang sangat mulia, ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kita harus niatkan ibadah kita dengan sungguh-sungguh untuk Allah, bukan untuk manusia, bukan untuk trend, bukan karena tuntutan sosial.
Setiap amal anak Adam itu adalah bagi dirinya sendiri, kecuali puasa. Puasa itu bagi Allah, itu adalah untuk Allah. Allah berfirman, "Saya akan memberikan balasan kepada ibadah tersebut." Ini merupakan sebuah penekanan tentang pentingnya ibadah puasa. Puasa merupakan interaksi hamba dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, ibadah yang sangat istimewa. Kita harus memperbaiki suasana kita pada tahun ini. Ketika kita berpuasa, kita harus lebih berkualitas, tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tapi juga menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala ibadah puasa kita. Kita harus menjaga hati, lisan, dan perbuatan agar selalu baik dan positif.
Disampaikan oleh Dr. Hj. Mamik Rosita, M.Pd.I (Pengawas PAI Kab. Jombang)
Editor: Suci A/Tim IT
Keren Bu Suci...barokallah. sangat bermanfaat
BalasHapusPosting Komentar